KRONOLIGIS KASUS MUNIR :)
- Menu-menu
- Font Size : A A A
- Kirim ke teman
- Print this page
- Gbookmarks
- 20 comments
Munir’s Case in Chronological Order (7 September 2004 – 16 January 2005) :# Indonesian human rights activists and founder of Commission for Disappeared Persons and Victims of Violence (KontraS) and Imparsial, Munir (39 year-old) died on Garuda flight 974 while en route from Jakarta to Amsterdam to pursue graduate studies. Based on its national law, the Netherlands government has conducted autopsy to Munir’s body. 12 Sept 2004 The funeral of Munir in Batu, Malang, Eatern Java. 11 Nov 2004 Munir’s family was informed by Dutch media on the finding of the autopsy conducted by the Dutch Forensic Institute. The finding has revealed the fact that the cause of death was the presence of a lethal dose of arsenic in Munir’s body. 12 Nov 2004 Suciwati, Munir’s wife, visited Indonesian Police Headquarters to ask the finding of the autopsy but she did not get it. President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) vowed to follow up the case. Several Indonesian NGOs gathered at KontraS’ office for a press conference. They asked the Indonesian government to investigate the case and to submit the finding of the autopsy to Munir’s family. Moreover, they also asked an independent fact finding team to investigate the case. Several people echoed similar messages across the country. 18 Nov 2004 Indonesian Police Headquarters sent a team including a forensic expert and Mr. Usman Hamid (KontraS’ Coordinator) to the Netherlands. The team was there to obtain the result of the autopsy as well as to discuss it with the expert in the Dutch Forensic Institute. The team did not get the result since they failed to follow administrative procedure asked by the Netehrlands government. 20 Nov 2004 Munir’s wife, Suciwati, was terrorized at her house in Bekasi. 22 Nov 2004 Suciwati and several Indonesian NGO activists visited the Indonesian parliament (The Third Commission). The Commission and Munir’s families have agreed to ask the government to set up an independent investigation team. 23 Nov 2004 The General Session of the parliament has agreed to ask the government to set up an independent investigation team and to submit the result of the autopsy to Munir’s family. Moreover, the parliament has set up its own investigation team. 24 Nov 2004 Suciwati and several Indonesian NGO activists met the president in Presedential palce. The presedent again vowed for an independent investigation team for the case. 26 Nov 2004 Imparsial dan KontraS submitted a draft on their suggestion for an independent investigation team to the president. The spokesman of the president, Mr. Andi Malarangeng, received the draft. The draft contained several sugestions on the form, the mechanism and the potential candidate of the team. 28 Nov 2004 Indonesian Police has examined eight Garuda (the Indonesian airlines) crew who were in the same flight with Munir. Twenty one persons have been examined so far. 2 Des 2004 Several activists and human rights violation victims rallied in front of presidential palace asking president’s commitment to set up an independent investigation team. :z --> :z --> :z --> :z --> :z --> :z --> :z --> :f :D :) ;;) :x :$ x( :? :@ :~ :| :)) :( :s :(( :o 21 Des 2004 The Indonesian police, the attorney general, the department of law and human rights as well as Indonesian human rights activists had a meeting in the Indonesian Police Headquarters to discuss the follow up of the idea of independent investigation team. 23 Des 2004 President SBY declared a Fact Finding Team for Munir’s case involving some people from civil society. The team will support the police in Munir’s case. 11 Feb 2005 The team asked the police for a reconstruction of the case. The police told the team that reconstruction should be adressed to Garuda. 24 Feb 2005 The chief of the team, Brigadier General Marsudi Hanafi made his opinion clear to the public. He said Garuda did not want to cooperate for a reconstruction process. 28 Feb 2005 Brigadier Marsudi Hanafi also stated that Garuda was trying to cover up the death of Munir. Garuda has not shown its commitment for a reconstruction process. Moreover, Garuda also has allegedly issued a fake letter of assignment for one of their pilots namely Pollycarpus. 3 Mar 2005 The Fact Finding team met the president to submit its progress report on the case. The team has found evidence on conspiracy activities behind the death of Munir. The chief of the team, Brigadier Hanafi, announced a strong indication of conspiracy involving several persons in Garuda as well as its director. They played direct and inderect role in the case. Therefore, Munir’s death was not an individual crime activities. 4 Mar 2005 The Chief of Indonesian Police, Da’i Bachtiar, shared his agreement on the finding of the team saying the involvement of Garuda’s director in Munir’s case. 7 Mar 2005 The parliament investigation team declared that Pollycarpus did not tell the truth during the hearing with the parliament. 8 Mar 2005 Several Indonesian human rights organization will address Munir’s case to the United Nations Commision on Human Rights General Session in Geneve, Switzerland, on March 14 until April 22, 2005 because Munir is an international human rights activist. 10 Mar 2005 Pollycarpus did not come to the Indonesian police headquarters following an order by the police for a meeting. He told the police his body was not well. 12 Mar 2005 The chief of fact finding team, Brigadier General Marsudi Hanafi issued a statement saying his disappointment on the work of Criminal Divison of Indonesian Police Headquarters in investigating Munir’s case. 14 Mar 2005 Investigators from Criminal Divison Penyidik started the investigation process for Pollycarpus. The investigation process took 13 hours long by using lie detector. 15 Mar 2005 The police again investigated Pollycarpus. 15 Mar 2005 The fact finding team has recommended six potential suspects. Four of them are from Garuda. 16 Mar 2005 The chief of National Intelligence Agency (NIA), Major General, Syamsir Siregar, denied the involvement of agency’s officer in Munir’s case. 18 Mar 2005 The police announced officially that Pollycarpus was a suspect. He would stay in Indonesian Police Headquarters for further process. 23 Mar 2005 Suciwati delivered her testimony before the United Nations Commission Session in Geneve, Switzerland. 26 Mar 2005 The chief of NIA, Syamsir Siregar, denied that Pollycarpus was a member of NIA.
:@wahh adminbenar2 kreatif, :)]pesannya informatif fan saya betah baca2 di blog ini :((
ReplyDelete:))Muhdi PR bagiku adalah seorang ksatria, pembela tanah air, pembela bangsa. Aku percaya, dia tidak akan bersifat pengecut.=))
ReplyDeleteDia menapaki jalan hidupnya dari bawah, dari seorang prajurit, yang dari awal telah sadar bahwa kehormatan negara, kejayaan bangsa, adalah kehormatan dirinya. Seluruh jiwa raganya, adalah pengorbanan yang dapat dia berikan. Perjalanan pengabdiannya terhadap negara telah membuktikan bahwa Muhdi PR adalah seorang ksatria, pelindung bangsanya. Dia TIDAK AKAN MENJUAL dirinya untuk menghancurkan bangsanya dengan dalih apapun. Aku percaya itu.
Maju terus Pak Muhdi. Insya Allah, semua akan melihat bagaimana hal ini sebetulnya, dan siapa sebetulnya penjual2 bangsa yang diperalat untuk menghancurkan bangsanya sendiri.
Ajie :-t :o
coba tanya suciwati.. Ada apa dengan semua ini.. mencoba melakukan manuver-manuver hukum..coba bayangkan bagaimana PK juga bisa dilakukan oleh Kejaksaan yang sebetulnya hanya oleh terdakwa..KUHAP jadi tidak berlaku..jadi sebetulnya siapa yang merekayasa..semua harus benar-benar obyektif dan jangan sampai terbawa oleh opini yang dibuat oleh kelompok2 tertentu yang mengatas namakan HAM yang akhirnya merusak kepastian hukum..
ReplyDeletesekarang kejaksaan akan melaksanakan kasasi..coba baca lagi bagaimana kasasi itu bisa dilakukan..kalau inipun dilanggar bagaimana hukum di Indonesia ini dijalankan..
saya juga tidak membenarkan Muhdi atau Policarpus (bahkan saya tidak mengenalnya), tapi siapapun kalau kita lihat proses persidangan semua penuh dengan tekanan-tekanan dari pihak tertentu, penuh dengan rekayasa. Pokoknya mereka harus dihukum.. Itu muatanya.. Lalu ketika Muhdi bebas dari segala tuntutan semua bicara tidak adil dan tidak berperikemanusiaan. Tapi siapapun hakimnya tidak dapat menjatuhkan hukuman karena memang alat-alat buktinya tidak cukup..Jadi salah siapa? Polisi ketika menyidik tidak maksimal..
Jaksa dengan alat bukti dari kepolisian tidak punya rasa percaya diri yang kuat karena memang dari awal pembuktiannya sangat lemah sekali..
Oleh karena itu satu keyakinan bahwa kalau benar Munir dibunuh (masih menjadi pertanyaan karena VER-nya tidak dibuat oleh saksi ahli dari Indonesia) ,:x maka pembunuhnya masih berkeliaran di sana..siapapun itu ..
Jadi kita jangan terbawa oleh opini-opini yang dibuat oleh mereka yang mengatakan pejuang-pejuang HAM yang pada dasarnya mereka itu yang merusak HAM itu sendiri, :-o mengatakan mereka yang paling benar sehingga kepastian hukum di Indonesia semakin tidak jelas..:((
eko
Lacak SMS misterius
ReplyDeleteIsu SMS misterius telah beredar di kalangan wartawan tatkala Mabes Polri tengah menyidik kasus kematian Munir.Kalangan wartawan malah mengaku sudah mendapat informasi semacam itu sesaat setelah laporan Netherland Forensic Institute (NFl) tentang sebab-sebab kematian Munir dilansir publik pada pertengahan November 2004. Padahal saat itu Mabes Polri tengah menyidik kasus kematian Munir. Polisi belum lagi menetapkan siapa tersangkanya. Tapi pesan singkat itu telah menyebar kemana-mana, termasuk ke handphone para pejabat, kalangan LSM, dan wartawan ibukota . Entah siapa yang mengirimkan dan menyebarkan SMS ini pertama kali sehingga kemudian menjadi pesan berantai. Pesan berantai tersebut berbunyi :
"Pilot Garuda Pollycarpus: Pada bulan 02-2002 di rekrut oleh Muchdi PR Deputi V BIN sebagai agen utama intelijen negara, diangkat dengan Skep Ka BIN nomor 113/2/2002. Ia diberi senjata api pistol, ditandatangani oleh Serma Nurhadi dan diperpanjang oleh Serma Suparto (SPT)."
Lebih jauh dalam SMS tersebut menyebutkan:
“Sehari setelah kasus itu, nama Polly muncul di media, yang bersangkutan kemudian diminta kembalikan pistol dan hari itu juga, seluruh dokumen Polly, di hapus atau dihilangkan. Yang memerintah adalah Muchdi PR, Spt dan Asad Waka BIN. Gang of 3 ini yang sebenarnya kuasai BIN. Polly sering ke BIN untuk ketemu Muchdi PR untuk merencanakan pembunuhan Munir karena takut di luar negeri Munir akan membuka lagi kasus penculikan aktivis di akhir orba 1997 lalu.”
Di akhir SMS berbunyi,
“Penyidik Polri dan Kepala BIN yang baru (Syamsir Siregar) diduga mengetahui keterlibatan ke-3 pejabat BIN tersebut dalam pembunuhan Munir. Tetapi tidak berani mengungkap.”
Tentang tersebarnya SMS misterius ini dimuat di situs berita detik.com (1/02/2005).
Inti dari sms-sms yang berseliweran itu berkisar tentang informasi bahwa Polly adalah anggota BIN, punya pistol BIN dan otak pembunuh Munir ada di BIN. Selain itu, bila melihat isi SMS tadi, agaknya si pengirim sudah mengarahkan bahwa Munir mati karena beberapa orang. Dan kuat dugaan bahwa SMS inilah yang kelak kemudian menjadi bahan bagi penyidik dan TPF "menunjuk" target.
Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Kematian Munir yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Desember 2004, yang beranggotakan unsur Polri, Kejaksaan, Departemen Luar Negeri, dan aktivis HAM ini akhirnya memang merekomendasikan agar Polly ditahan. Setelah menahan Polly, TPF kemudian melangkah ke BIN. Tiba-tiba TPF menemukan petunjuk berupa print out komunikasi telepon antara Polly dengan kantor BIN. TPF menetapkan sasaran berikutnya, yakni mantan Kepala BIN Hendropriyono dan Muchdi. Sampai di sini muncul pertanyaan: bagaimana asal usulnya hingga TPF mengarah kepada dua orang ini? Apakah cukup hanya berupa petunjuk dari SMS?
Sampai saat ini belum ada penyelidikan yang mengungkap siapa orang yang menebar SMS misterius itu. Yang pasti, si pengirim SMS itu memiliki data lengkap soal pejabat, LSM dan para wartawan. Di kalangan pers sendiri, isi SMS itu dimuat berulang-ulang. Mirip sekali dengan propaganda.
Memang wajar dan perlu diungkap tentang siapa yang menyuplai informasi kepada TPF? Siapa pula yang rajin mengirimkan SMS kepada wartawan seputar kaitan antara Polly dan BIN?
Demi hukum, SMS misterius ini harus diungkap.
Kronologis kasus Munir (Seri-I: Sep'04-Des'05)
ReplyDelete6 September 2004
Munir berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Amsterdam. Dari Jakarta kemudian transit di Bandara Changi, Singapura. Ia menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974 jenis pesawat Boeing 747-400 dengan kapasitas penumpang sekitar 380 orang.
7 September 2004
Tiba di Bandara Changi untuk transit sekitar pukul 00.40 waktu setempat.
7 September 2004
Berangkat kembali ke Amsterdam menggunakan pesawat yang sama sekitar pukul 01.50 waktu setempat.
Sekitar pukul 6 waktu setempat, Munir ditemukan telah menghembuskan nafasnya.
Pukul 08.10 waktu Amsterdam
Pesawat mendarat di Bandara Schipoll. Polisi dan dokter memeriksa jenazah Munir.
11 September 2004
Jenazah Munir tiba Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh pada Sabtu (11/9) tepat pukul 21.10. Jenazah almarhum dan rombongan pengantar diangkut dengan Boeing 737 Merpati MZ-3300.
12 September 2004
Jenazah Munir, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum, Kota Batu, Minggu (12/9).
12 Nov 2004
Presiden SBY berjanji akan menindaklanjuti kasus pembunuhan Munir. Berlangsung siaran pers bersama sejumlah LSM di kantor KontraS mendesak pemerintah untuk segera melakukan investigasi dan menyerahkan hasil otopsi kepada keluarga dan membentuk tim penyelidikan independen yang melibatkan kalangan masyarakat sipil.
18 Nov 2004
Markas Besar Polri memberangkatkan tim penyelidik (termasuk ahli forensik) dan Usman Hamid (Koordinator KontraS) ke Belanda. Pengiriman tim tersebut bertujuan meminta dokumen otentik, berikut mendiskusikan hasil otopsi dengan ahli-ahli forensik di Belanda. Tim ini gagal mendapatkan dokumen otopsi asli karena tidak memenuhi prosedur administrasi yang diminta pemerintah Belanda.
Pertengahan November 2004
Beredar SMS misterius yang dikirimkan berantai kepada kalangan wartawan, pejabat, dan kalangan LSM yang isinya "mengarahkan" bahwa Munir mati karena beberapa orang, dan otak pembunuh Munir ada di BIN. SMS ini juga mencuatkan nama seorang pilot yang tadinya tidak dikenal sama sekali, yaitu Polly, yang disebut sebagai anggota BIN.
22 Nov 2004
Suciwati dan beberapa aktivis LSM bertemu dengan Komisi III DPR RI. Komisi III setuju dengan usulan yang diajukan oleh kerabat Munir untuk mendesak pemerintah segera membentuk tim investigasi independen.
26 Nov 2004
Imparsial dan KontraS menyerahkan draft usulan pembentukan tim independen kasus Munir kepada Presiden melalui Juru Bicara Presiden, Andi Malarangeng. Draft ini berisi bentuk tim, mekanisme tim, dan daftar nama calon anggota tim.
28 Nov 2004
Mabes Polri melakukan pemeriksaan terhadap 8 kru Garuda yang melakukan penerbangan bersama almarhum Munir.
2 Des 2004
Terlihat ratusan aktivis dan korban pelanggaran HAM berdemo di depan istana mendesak Presiden SBY agar segera membentuk tim investigasi independen kasus Munir.
21 Des 2004
Di Mabes Polri terjadi pertemuan Kepolisian, Kejaksaan Agung, Dephuk dan HAM, serta aktivis LSM untuk membahas tindak lanjut tim independen kasus Munir termasuk merespon SMS misterius yang beredar di kalangan LSM, pejabat, dan wartawan. Isi SMS tersebut kemudian dijadikan sebagai "petunjuk".
23 Des 2004
Presiden SBY mengesahkan Tim Pencari Fakta untuk Kasus Munir yang anggotanya melibatkan kalangan masyarakat sipil dan berfungsi membantu Polri dalam menyelidiki kasus terbunuhnya Munir.
13 Jan 2005
TPF pertama kali bertemu dengan tim penyidik Polri. Dalam pertemuan tersebut, TPF menilai tim penyidik lambat dalam menetapkan tersangka?
3 Mar 2005
TPF menemui Presiden SBY untuk melaporkan perkembangan kasus Munir. Ketua TPF Kasus Munir, Brigjen (Pol) Marsudi Hanafi TPF menyatakan terdapat indikasi kuat bahwa kematian Munir adalah kejahatan konspiratif.
12 Mar 2005
Brigjen Pol Marsudi Hanafi (KetuaTPF) mengeluarkan pernyataan yang menyayangkan lambannya kerja tim Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri dalam mengusut kasus kematian Munir.
14 Mar 2005
Penyidik dari Bareskrim Polri memeriksa Pollycarpus selama 13 jam lebih dengan lie detector.
15 Mar 2005
Polri kembali memeriksa Pollycarpus. TPF merekomendasikan 6 calon tersangka, 4 dari lingkungan PT Garuda.
16 Mar 2005
Kepala BIN, Syamsir Siregar membantah adanya keterlibatan anggota BIN dalam pembunuhan Munir.
18 Mar 2005
Pollycarpus resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di rumah tahanan Mabes Polri.
23 Mar 2005
Suciwati memberikan kesaksian di hadapan siding Komisi HAM PBB di Jenewa.
26 Mar 2005
Kepala BIN, Syamsir Siregar membantah bahwa Pollycarpus adalah anggota BIN.
28 Mar 2005
Presiden SBY memperpanjang masa kerja TPF hingga 23 Juni 2005.
5 Apr 2005
Polri menetapkan dua kru Garuda -Oedi Irianto (kru pantry) dan Yeti Susmiarti (pramugari)- menjadi tersangka kasus Munir.
6 Apr 2005
Suciwati mengadakan siaran pers dan menyatakan mendapat dukungan dari komunitas internasional, termasuk Ketua Komisi HAM PBB, Makarim Wibisono selama kunjungan kampanyenya di Eropa.
27 Apr 2005
Dalam siaran persnya Nurhadi menegaskan tidak akan menuruti kemauan-kemauan TPF, termasuk memanggil dirinya (yang anggota BIN) untuk diperiksa oleh TPF, karena tidak ada dasar hukum.
30 Apr 2005
Tidak secara langsung namun lewat Sudi Silalahi - Sekretaris Kabinet- Presiden SBY minta Nurhadi bersedia memberikan keterangan kepada TPF.
3 Mei 2005
Kuasa hukum Nurhadi, Sudjono, menyatakan kliennya tidak akan memenuhi panggilan TPF karena tidak sejalan dengan mandat Keppres pembentukan TPF.
9 Mei 2005
Karena desakan dan tekanan dari berbagai pihak, Nurhadi bersedia diperiksa TPF.
12 Mei 2005
TPF memeriksa dokumen-dokumen di kantor BIN terkait dengan pemeriksaan Nurhadi. TPF juga memeriksa Kolonel Sumarmo. TPF--yang bukan lembaga negara dan bukan kepolisian, merasa benar dengan tindakannya, sementara itu di masyarakat semakin kuat dugaan bahwa TPF telah melampaui wewenang yang semestinya.
16 Mei 2005
Penahanan Pollycarpus diperpanjang 30 hari lagi. Muchdi PR datang ke Mabes Polri untuk memberikan keterangan kepada penyidik Polri terkait kasus Munir.
20 Mei 2005
Kepala BIN, Syamsir Siregar meragukan temuan TPF.
24 Mei 2005
Usman Hamid, dan Rachlan Nashidik telah melecehkan nama baik AM. Hendropriyono (Mantan Ka.BIN).
29 Mei 2005
Hendropriyono mengadukan dua anggota TPF -Usman Hamid dan Rachland Nashidik- ke Polri karena keduanya telah melakukan pencemaran nama baik.
30 Mei 2005
TPF mempercepat pemanggilan terhadap Hendropriyono, dari tanggal 10 Juni menjadi 6 Juni 2005. Hendropriyono mengadu ke DPR terkait pelecehan TPF.
1 Jun 2005
Segelintir aktifis LSM mengecam sikap Hendropriyono.
13 Jun 2005
Hendropriyono, lewat kuasa hukumnya, Syamsu Djalal, menyatakan tidak akan memenuhi panggilan TPF.
14 Jun 2005
Hendropriyono mendesak Polda Metro Jaya untuk segera menuntaskan kasus pencemaran nama baiknya.
17 Jun 2005
TPF bertemu secara tertutup dengan DPR terkait anggaran yang belum turun, dan meminta DPR mendesak Hendropriyono agar mengikuti kemauan TPF.
20 Jun 2005
Hendropriyono bertemu dengan Tim Munir DPR.
21 Jun 2005
TPF Munir menolak undangan DPR untuk dipertemukan dengan Hendropriyono, memilih ikut berunjuk rasa yang dilakukan di depan Istana Merdeka untuk meminta penuntasan kasus Munir.
23 Jun 2005
TPF dibubarkan karena sudah habis masa kerjanya. Salah satu rekomendasinya adalah memperbaharui tim penyidik polri untuk kasus Munir yang selama ini bertugas.
24 Jun 2005
TPF menyerahkan laporannya kepada Presiden SBY.
27 Jun 2005
Brigjen Pol Marsudhi-mantan ketua TPF- ditunjuk sebagai ketua tim penyidik polri yang diperbaharui.
13 Jul 2005
Pollycarpus jadi tahanan Kejaksaan Tinggi DKI.
21 Jul 2005
Karena didesak oleh TPF untuk mengumumkan hasil temuan TPF, Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng menyatakan tidak ada keharusan bagi Presiden untuk mengumumkan tindak lanjut TPF. Dia juga menyatakan bahwa penanganan kasus Munir akan dilanjutkan lewat mekanisme biasa (tidak berlebihan).
26 Jul 2005
Parlemen Uni Eropa seolah menagih soal perkembangan kasus Munir dalam kunjungannya ke Komisi I DPR.
29 Jul 2005
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menetapkan 5 majelis hakim untuk menangani kasus Munir dengan tersangka Pollycarpus.
9 Ags 2005
Pengadilan untuk kasus Munir dengan terdakwa Pollycarpus mulai digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Usman Hamid dan Rachland Nashidik ditetapkan Polri sebagai tersangka pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap Hendropriyono.
28 Nov 2005
Sidang Pollycarpus. Sidang ditunda karena tim JPU tidak hadir. Seharusnya sidang membacakan tuntutan terhadap Pollycarpus.
1 Des 2005
Sidang Pollycarpus. JPU menuntut hukuman penjara seumur hidup untuk Pollycarpus.
hidup Munir..........aq akan meneruskan perjuanganmu!!!!!!!!!!!
ReplyDelete:)]
ReplyDeleteI ωаs suggeѕtеd thіs web sitе by mу сousіn.
ReplyDeleteI'm not sure whether this post is written by him as no one else know such detailed about my trouble. You are amazing! Thanks!
Feel free to surf to my website :: chatroulette
I hаvе read so many pοsts геgardіng thе blogger
ReplyDeleteloνers except thіs pоѕt is actually a
pleasant piеce of writing, kеep it uр.
Fеel free to visit my web site :: deptak.Org
Great article! This is thе tуpe of info that should be shаrеԁ arounԁ the nеt.
ReplyDeleteShame on Googlе for nоt pοѕitioning this put up highеr!
Come on over anԁ vіѕit my
ѕite . Thank you =)
Feel fгee tο visіt mу pаge; Mіnoхiԁil ()
Just desіre to sаy yоur
ReplyDeleteaгticle is as surprising. Тhe clеагness tо yоur ρubliѕh
іs just cool and thаt i сοuld assume you're an expert on this subject. Well with your permission let me to grab your feed to stay up to date with imminent post. Thank you 1,000,000 and please keep up the enjoyable work.
My web site :: Haarausfall Frau
Thank you, I have just been looκing for informatіon approximаtely this
ReplyDeletesubjеct for ages and yours iѕ the gгеatest I've discovered so far. But, what concerning the bottom line? Are you certain in regards to the supply?
Here is my web page hemorroides
І am really delighted to glancе аt thіs web site
ReplyDeleteρostѕ which includеs lots of helρful іnfοrmation, thanks fοr providіng these data.
Also ѵіsit my blog :: Bleeding hemorrhoids
Hi therе everуonе, it's my first pay a quick visit at this website, and article is genuinely fruitful in favor of me, keep up posting such articles.
ReplyDeleteHere is my web-site ... nagelpilz :: ::
Everything is veгy opеn with a really
ReplyDeleteсlear explаnation οf the challengeѕ.
It ωas truly informative. Your sіte
is very helpful. Thankѕ for shaгing!
Feel free to surf to mу wеbsite: Having Hemorrhoids
Good ωay of tеllіng, аnd
ReplyDeletegood piece of writіng to get facts about my
ρresentation subјeсt, whісh і am going to convey in inѕtitution of higher education.
Loоk аt my web blog preparazione h emorroidi
Ѕpot оn wіth thіs write-up, Ι abѕolutely belіeve this site needs far
ReplyDeletemoге attentiоn. I'll probably be back again to see more, thanks for the info!
Here is my web blog ... treatment for Hemorrhoids
Еνerything is vегy oρеn
ReplyDeletewіth a сlеаr clarifіcation
οf thе challеngеѕ.
Ιt waѕ definitеly informative.
Υοur wеbsite is very usеful.
Thаnk уοu for sharing!
Checκ out my blog pοst :: Cure Hemorrhoids
Magnificent goods from you, man. I've understand your stuff previous to and you're juѕt tоo wonderful.
ReplyDeleteI геаlly likе what you hаve acquired hеre, rеally likе
whаt you arе stating anԁ the way
in ωhich you say it. You make it entегtаining аnd you stіll carе fоr to kееp it smаrt.
I сant wait to read far more fгοm yοu.
This is actually а tremendous site.
Ϻy web-site :: Recommended Reading
Hey Τherе. I founԁ уour blog the uѕe оf mѕn.
ReplyDeleteThat іs a verу smartly ωritten агtiсle.
I wіll be surе to bοοkmarκ it аnԁ
return to learn moгe of yοur useful infoгmatіon.
Thanκѕ for thе post. I'll definitely comeback.
Here is my web page: Abnehm Lösung